Sabtu, 19 Maret 2011

HARI KIAMAT

Seorang muslim beriman dan percaya bahwa kehidupan di dunia ini akan habis dan mempunyai batas waktu berakhirnya, kemudian akan berganti dengan kehidupan kedua di alam akhirat.

"Ilahmu adalah Ilah yang satu. Maka, bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Hari Akhirat, adalah mereka yang hatinya ingkar (akan keesaan Allah dan Hari Kiamat) sedangkan mereka itu adalah orang-orang yang sombong" (Q.S. An-Nahl 22).

Pada saat dan hari itu, Allah yang Mahakuasa akan membang­kitkan segenap makhluk ciptaanNya. Semua akan dikumpulkan untuk menghadap mahkamah pengadilan Allah yang Mahatinggi. Setiap orang diperhitungkan amal perbuatannya. Orang yang taat dan shaleh, pasti menerima pahala kebahagiaan dalam kehidupan jannah yang penuh kenikmatan abadi. Sedangkan orang-orang yang maksiat kepada Allah, pasti merasakan siksa yang pedih di dalam jahannam.

Bukti-bukti adanya Hari Kiamat adalah berasal wahyu (ayat-ayat) Allah dan hadits rasul. Dasar pemahamannya adalah berdasar­kan dalil nakli, bukan dalil akli. Sebab, Hari Kiamat adalah sesuatu yang tidak terjangkau panca indera manusia. Oleh karena itu, akal tidak mampu menemukannya dengan pasti berdasarkan usaha penginderaan terhadap sesuatu. Tanpa adanya berita tentang Hari Kiamat dari Al-Wahyu, maka manusia tidak mengetahui apakah ada atau tidak hari kebangkitan sesudah mati, untuk apa ada hari kebangkitan itu, juga apakah masih ada atau tidak kehidupan sesu­dah mati, serta bagaimana bentuk kehidupan sesudah mati itu? Dalil-dalil nakli yang menjelaskan tentang Hari Kiamat tersebut di antaranya adalah:

"Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak dibangkitkan. Katakanlah, 'Tidak demikian. Demi Tuhanku, kalian benar-benar pasti dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan'. Hal demikian adalah mudah bagi Allah" (Q.S. At Taghaabun 7).

Hadits ketika jibril mengajarkan kepada Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Muslim dari Umar bin Khattab:

"Ketika Jibril menanyakan kepada Rasulullah tentang iman, maka Rasulullah menjawab: 'Hendaklah engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, juga kepada Hari Kiamat. Dan hendaklah engkau beriman kepada Qadla-Qadar yang baik dan buruk (dari Allah)".

Iman kepada Hari Kiamat adalah iman kepada hari berbangkit, yaitu waktu berakhirnya seluruh kehidupan makhluk di alam semesta yang fana ini, kemudian Allah pasti menghidupkan kembali semua makhluk yang telah mati, membangkithidupkan tulang belulang yang telah hancur, mengembalikan jasad yang telah menjadi tanah seba­gaimana asalnya, dan mengembalikan ruh pada jasad seperti sedia kala.

Keadaan Manusia Ketika Berbangkit

Ada yang mempersoalkan kebangkitan manusia dari kubur, apa­kah ia bersifat materi ataukah immateri (spiritual).

Menurut faham Ahlussunnah, yang dihidupkan kembali (bangkit) dari kubur adalah badan (wadag) yang telah menjadi tanah (membu­suk) ditinggalkan oleh nyawanya (roh) dahulu ketika manusia hidup di bumi. Keterangan ini berdasarkan firman Allah:

"Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya. Ia katakan: 'Siapa pula yang sanggup menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh itu?' Katakanlah: 'Ia akan dihidupkan oleh Ilah yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Mahatahu tentang segala makhluk" (QS. Yasin 78-79).

Juga berdasarkan sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu Madjah dari Jabir ra:

"Setiap hamba akan dibangkitkan menurut keadaan ketika ia mati (di dunia)".

Menurut Maulana Muhammad Ali (seorang tokoh Ahmadiyah1)), yang dibangkitkan dari kubur itu bukanlah badan manusia ketika ia ditinggalkan oleh nyawanya, melainkan badan baru dan berbeda sama sekali dengan yang terdahulu. Ia merujuk kepada keadaan langit dan bumi pada hari akhir nanti, bahwa ia bukanlah bumi dan langit dunia yang dahulu. Ayat-ayat Al-Qur'an yang dijadikan sandarannya adalah surat Ibrahim 48, Al-Israa' 99, dan Al-Waqi'ah 58-62.

Ketiga ayat pada surat, menurut takwilnya, menunjukkan bahwa pada hari akhir bumi langit dan manusia diganti dengan yang lain, tetapi serupa dengan bentuk terdahulu dalam kondisi yang berbeda pula dengan kondisi di dunia. Dengan kata lain menurut Maulana Muhammad Ali, nyawa seseorang nanti tidak kembali kepada badannya yang lama (di dunia) tetapi akan masuk kepada badan baru di akhi­rat2).

Pendapat tersebut tidak dapat diterima. Sebab, ia berten­tangan dengan nash-nash Al-Qur'an dan Sunnah Rasul yang menjelas­kan bahwa yang akan dibangkitkan dari alam kubur adalah nyawa manusia dari badan yang dahulunya hidup di dunia, bukan badan lainnya. Al-Qur'an menyatakan hal tersebut, misalnya dalam surat Ibrahim 48-50, Al Kahfi 48, dan An-Nisa 24, serta Sunnah Rasul:

"Sesungguhnya (ahli jahanam) kepadanya akan ditumpahkan air yang sangat mendidih ke atas kepala mereka, sampai-sampai itu menghancurkan tubuh bagian dalam mereka dan mengeluarkan segala organ bagian dalam. Setelah itu (tubuh rusak tersebut) diciptakan kembali (untuk selanjutnya menerima siksaan yang berulang-ulang" (HR. Ahmad, Tirmidzi, Al-Hakim dari Abi Hurairah. Lihat "Kanzul Ummal", oleh Al-Burhan Furi, pada hadits nomor 39515).

Seluruh ayat tersebut menunjukkan bahwa semua manusia ber­kumpul di Padang Mahsyar dengan keadaan dan bentuk yang sama seperti ketika ia hidup di dunia. Sedangkan ayat-ayat yang dija­dikan dasar bagi Maulana Muhammad Ali tidaklah dapat dijadikan dasar yang benar, terutama surat Ibrahim ayat 48:

"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahaesa lagi Maha Perkasa" (QS. Ibrahim 48).

Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menunjukkan ada­nya perubahan bentuk manusia pada Hari Kiamat. Dalam ayat terse­but hanya bumi dan langit saja yang berubah, sedangkan manusia tidak berubah sama sekali. Begitu pula dasar yang diambilnya dalam surat Al-Isra'ayat 99:

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allahlah pen­cipta langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan (Dia) telah (pula) menetapkan waktu tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka, orang-orang yang dzalim itu tidak menghendaki selain kekafiran (belaka)" (QS. Al-Isra' 99).

Bagi Allah, tidaklah sukar menciptakan langit dan bumi yang baru, apalagi manusia dalam bentuk terdahulu ketika ia mati. Sedangkan dasar surat Al-Waqi'ah 58-62; ayat ini bukanlah menje­laskan penggantian bentuk badan manusia di akherat, tetapi ayat tersebut menjelaskan kekuasaan Allah untuk menggantikan manusia di dunia (mengganti suatu bangsa yang melanggar perintah Allah dengan bangsa yang patuh terhadap perintah Allah).

Waktu Hari Kiamat

Manusia selalu bertanya kapankah terjadinya Hari Kiamat. Jawabannya: hanya Allah yang tahu dengan pasti dan tepat, kapan terjadinya. Firman Allah SWT:

"Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: 'Bilakah terja­dinya?Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada sisi Rabbku. Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-hara­nya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang Hari Kiamat itu ada di sisi Allah'. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (QS. Al A'raaf 187).

Tanda-tanda Hari Kiamat

Hadist-hadits Rasulullah saw yang bersumber pada wahyu Allah tidak pernah menerangkan dengan pasti kapan terjadinya Hari Kia­mat. Namun tanda-tanda Hari Kiamat tersebut telah dikemukakan secara banyak dan rinci, antara lain:

Banyaknya mode pakaian telanjang. Jumlah orang beriman sedi­kit. Zina dan minuman memabukkan serta kejahatan-kejahatan lain merajalela. Perhiasan masjid yang berlebihan dan suara hiruk-pikuk lebih sering terdengar di Masjid. Penyalahgunaan jabatan. Perpecahan umat Islam /negeri-negeri Islam akibat fitnah oleh musuh-musuh Islam. Kehancuran pemerintah Khilafah Islamiyah dan akan kembali jaya dan berkuasa Khilafah dikemudiann hari sehingga kaum Muslimin menguasai pusat kekuasaan Katholik Nasrani di Roma dan tersebarnya Islam ke seluruh dunia. Peperangan antara umat Islam dengan Yahudi yang berakhir dengan kemenangan di fihak kaum muslimin.

Munculnya Dajjal di tengah umat Islam untuk menyesatkan manusia. Munculnya Muhammad Al-Mahdi di bumi untuk menegakkan keadilan dan kekuasaan umat Islam. Turunnya Nabi Isa as untuk meluruskan ajaran Nasrani (ajaran Trinitas, yakni menuhankan Nabi Isa), mengislamkan orang Nasrani, menhancurkan salib-salib, mene­gakkan kebenaran dan keadilan berdasarkan syariat Islam, membunuh Dajjal, kemudian beliau kawin lalu meninggal dan dikuburkan dekat makam Rasulullah saw. munculnya Daabbah (binatang ajaib) yang dapat berbicara kepada manusia untuk menunjukkan kepalsuan dan ketidakbenaran ajaran semua agama selain Islam, serta memper­i­ngatkan orang-orang yang tidak percaya dengan ayat-ayat Allah (tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah). Matahari akan ter­bit dari arah barat dan itu terjadi setelah Nabi Isa wafat; pada saat itulah pintu taubat tertutup. Munculnya Ya'juj dan Ma'juj (dua bangsa dari sebelah Timur) menyerang kaum muslimin bagaikan air bah, tetapi peperangan itu akan berakhir dengan kehancuran tentara Ya'juj dan Ma'juj oleh Allah dengan kemenangan di fihak kaum Muslimin (ini terjadi pada masa Nabi Isa masih hidup). kemu­

dian Allah akan mengirimkan kabut tipis yang menyebabkan kematian seluruh kaum muslimin dan tinggallah orang-orang kafir (jahat). Terjadi gempa bumi di Timur /Barat dan seluruh Jazirah Arab, disertai munculnya api di daerah Yaman, sehingga orang-orang berlari ke arah Syam dan di sini mereka mati setelah ditiup sang­kakala. Pada saat itulah Kiamat yang sesungguhnya terjadi.

Label:

Doa Qunut Nazilah dibaca ketika kaum muslimin terkena bencana, ancaman, penganiayaan, penindasan musuh-musuh Allah dan musuh kaum Muslimin.

Seperti dikisahkan dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah melakukan qunut selama satu bulan untuk mendoakan pembunuh-pembunuh para sahabatnya di Bir Al-Maunah.

Dari Abu Hurairah RA :
"Sesungguhnya bila ingin mendoakan seseorang, Nabi Muhammad SAW membacakan qunut sesudah ruku' (Hr. Bukhari dan Ahmad bin Hambal).

Doa Qunut Nazilah dibaca setiap sholat fardhu jahriyah (mahdzab Hanafi), sedangkan selain madzhab Hanafi, Doa Qunut Nazilah dibaca setiap kali sholat fardhu.

Mari kita bacakan doa ini untuk saudara-saudara kita kaum muslimin dimana saja berada, khususnya yang sedang terkena ancaman, penganiayaan, dan penindasan musuh-musuh Allah.

Inilah Doa Qunut Nazilah (Hadist diriwayatkan oleh Umar Bin Khatab) :

Alloohummaghfir lilmu'miniina wal mu'minaat
Wal muslimiina wal muslimaat
Wa allif baina quluubihim
Wa ashlih dzaata bainahum
Wanshur 'Alaa 'Aduwwika wa'aduwwihim

Allohummal'in kafarota ahlil kitaabil ladziina
Yukadzibuuna rusulaka wayuqottiluuna auliyaa aka
Alloohumma khollif baina kalimaatihim
Wazalzil Aqdaamahum
Wa anzilbihim ba'sakalladzii layuroddu 'anil
qaumil mujrimiin

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allohumma innaanasta'iinuka

Artinya:

"Ya Allah ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat,
Ya Allah jinakkan, satu padukan hati orang-orang muslimin,
Perbaikilah keadaan mereka,
Tolonglah kaum muslimin utuk melawan musuh-musuh-Mu, dan musuh-musuh mereka

Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasih-Mu,
Ya Allah cerai-beraikan kesatuan kata mereka,
Hancur leburkan kekuatan mereka,
Dan turunkanlah bencana-Mu yang tiada tertolak lagi untuk orang-orang yang penuh dengan dosa

Dengan menyebut nama-Mu ya Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang,
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan kepadaMu"
n

1. * Perencanaan

Dalam proses perencanaan kita membutuhkan suatu persiapan Pebekalan, salah satunya yaitu fisik, mental yang tangguh, menghindari rasa doif/Lemah, menghindari Ka’bad/susah payah, menghindari keluh kesah...,

semua itu dapat diumamakan kendaaraan…, sebelum menjalankan kendaraan tersebut kita perlu mengecek kondisi kendaraan, bensin, mesin dll. Dri situ kita dapat memilih apakah untuk mencapai tujuan kta yang membawa kendaraan tersebut, apakah hanya menjadi penumpang, ataukah kita menjdi sopir yang membawa kendaraan tersebut.

Istilah di atas dapat kita artikan :

Penumpang itu sebagai segmen = sama, bashar, fuad.

Kendaraan sebagai bentuk organisasi yang akan kita jalani / potensi yang kita miliki.

2. * Proses

3. * Hasil